BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi
siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah
membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi
belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pelajaran.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran
bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala
latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode
dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi serta
sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi di
dalam kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara baik dan
professional.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi
dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar
dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah
kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah
contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan
dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat
berlangsung secara efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan segera,
mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan
permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan
pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas.
Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak
sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu,
pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas
yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas guna
menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan
memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses
pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola
kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses
pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami,
memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana
kelas yang kondusif.
Sedangkan kata disiplin pasti sangat akrab dengan
anda karena mungkin sering anda terapkan dalam menjalankan tugas. Dalam
kegiatan belajar ini anda akan mengkaji pengertian disiplin dan disiplin kelas,
mengapa disiplin kelas itu penting dan lain-lain. Dengan cara ini anda mampu
menjelaskan pengertian disiplin dan disiplin kelas secara mantap. Penguasaan
terhadap hakekat disiplin kelas akan membantu anda dalam mempelajari kegiatan
belajar yaitu strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1.
Apakah yang di maksud pengelolaan kelas ?
2.
Apa tujuan dari pengelolaan kelas yang
efektif ?
3.
Bagaimana peranan guru dalam pengelolaan
kelas ?
4.
Apa yang dimaksud dengan disiplin kelas ?
5.
Apa jenis-jenis disiplin kelas ?
6.
Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin
kelas ?
7.
Apa saja startegi guru/wali kelas untuk
menciptakan disiplin kelas ?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuannya adalah :
1.
Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.
Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas
yang efektif.
3.
Mengetahui peranan guru dalam pegelolaan
kelas.
4.
Mengetahui Pengertian Disiplin Kelas
5.
Untuk mengetahui jenis-jenis disiplin kelas
6.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
disiplin kelas
7.
Untuk mengetahui strategi guru/wali kelas untuk
menciptakan disiplin kelas
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan kita yang berkaitan dengan Pengelolaan Kelas dan disiplin kelas.
Dengan pembahasan ini pula diharapkan kita bisa menjadi guru yang berdisiplin
sehingga bisa menjadi teladan bagi siswa-siswanya di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 10 PENGELOLAAN KELAS
A. Strategi Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas
Secara bahasa, strategi bisa
diartikan sebagai ’siasat’, ’kiat’,’trik’, atau ’cara’. Sedang secara umum
strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dalam dunia pendidikan,
strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dinamakan dengan metode.
Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan
metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi.
Strategi juga dapat diartikan
istilah, teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang
dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Sedangkan mengenai
bagaimana menjalankan strategi, dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.
Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan
tehnik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan tehnik guru
memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang
lain.
Mengacu pada konteks belajar mengajar bahwa strategi dalam penelitian ini
adalah tehnik atau siasat yang digunakan guru dan diperagakan oleh guru dan
siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan pengelolaan kelas
terdiri dari dua kata yaitupengelolaan dan kelas. Pengelolaan
merupakan terjamahan dari kata “management”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar
sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan
efisien. Sedangkan Drs. Winarno Hamiseno mengemukakan pengelolaan adalah
substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti tindakan yang dimulai
dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan
pengawasan dan penilaian. Sehingga pengelolaan menghasilkan sesuatu, dan
sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan
selanjutnya. Dengan demikian pengelolaan
dapat diartikan bahwa kemampuan atau keterampilan seseorang dalam melakukan
tindakan-tindakan melalui proses kegiatan-kegiatan orang lain dalam rangka
meraih suatu pencapaian hasil yang dapat
berfungsi sebagai sumber
penyempurnaan dan peningkatan keterampilan selanjutnya. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dalam hal ini
tidak terkait pengertian ruangan kelas.Pandangan beliau dalam pengertian
pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar, meskipun peristiwa itu terjadi di ditempat lain, dimana siswa
sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari fasilitator yang
sama. Untuk memahami tentang pengelolaan kelas secara mendalam maka akan
dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya:
a. Hadari
Nawawi
Kegiatan manajemen atau
pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah,
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan
murid.
b. Syaiful
Bahri Djamarah
Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mangajar.17
c. Burhanuddin
Pengelolaan kelas merupakan
proses upaya yang dilakukan guru untukmen ciptakan dan memelihara kondisi yang
kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara
efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian strategi dan pengelolalaan
kelas, maka strategi pengelolaan kelas dapat didefinisikan "pola siasat,
tehnik, atau langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas tetap kondusif, agar siswa dapat belajar optimal,
aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran”.
2. Masalah Pengelolaan Kelas
a. Pada aspek fisik
Bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual, yaitu:
1) Tingkah laku menarik perhatian
Siswa mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan
yang dianggapnya dapat menarik perhatian orang lain. Sehingga diberi bantuan
ekstra.
2) Tingkah laku mencari kekuasaan Siswa berperilaku
yang dapat menguasai orang lain seperti
mendebat, marah, dan selalu lupa pada peraturan kelas yang disepakati
sebelumnya.
3) Tingkah laku membalas dendam Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya
merasa lebih kuat, misalnya mengancam, menendang, dan sebagainya.
4) Peragaan ketidakmampuan. Siswa biasanya sangat apatis terhadap pekerjaan
apapun.
b. Masalah pada aspek non fisik
Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Lois V. Johnson dan Marry
A. Bany adalah:20
1) Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan
sosio-ekonomi, dan sebagainya.
2) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek
kelas yang dalam pengajaran Seni Suara menyanyi dengan suara sumbang
3) “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
4) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
digarap.
5) Semangat kerja rendah. Misalnya aksi protes kepada guru karena menganggap tugas
yang diberikan kurang adil.
6) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya guru
kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain. Masalah pengelolaan kelas
aspek fisik biasanya cenderung tidak menjadi sesuatu berkepanjangan. Tetapi aspek
nonfisik seringkali menjadi masalah serius. Namun masalah tersebut tetap harus
ditangani secara baik. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu
hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik, dan antara anak
didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.21
3. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada
hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan
pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa.
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah agar
setiap anak di kelas itu dapat bekerja tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien, sebagai indikator dari sebuah kelas yang
tertib adalah:
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
b. Setiap anak
harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu,
artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
Dari pengertian diatas
dikemukakan bahwa pengelolaan kelas berkaitan erat dengan pengaturan kelas dan
tujuan pembelajaran. Hal ini merupakan tugas guru untuk menciptakan suasana
yang dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan
terhadap siswa dalam belajar, sehingga diperlukan pengorganisasian kelas yang
memadai.
Sedangkan fungsi pengelolaan
kelas adalah proses membuat perubahan-perubahan dalam organisasi kelas,
sehingga individu-individu mau bekerja sama dan mengembangan kontrol mereka
sendiri. Siswa harus mampu memimpin kelasnya sendiri sebagai kontrol dalam
belajar mereka. Kerja sama dalam kelas akan tampak dengan adanya kekompakan
untuk semangat belajar.
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Secara umum factor-faktor yang
mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu: factor
intern siswa dan factor ekstern siswa. Factor intern siswa berhubungan dengan
masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan factor ekstern siswa
terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa,
pengelompokan siswa, jumlah siswa dan sebagainya.
Oleh karena itu, untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan
kelas, perlu dikuasai oleh guru prinsip-prinsip pengelolaan kelas, yang
meliputi:
a.
Hangat dan Antusias Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
b.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yangmenyimpang, selanjutnya akan menambah
menarik parrhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar
peserta didik
c.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya
gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian
dalam penggunaannya merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan
kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d.
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan gangguan anak didk
serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti
keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e.
Penekanan pada hal-hal yang positif
Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif
dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar.
f.
Penanaman disiplin diri
Anak didik dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Oleh karena itu, guru selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengenai
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Keakraban
guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang, kevariasian dalam
pembelajaran, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya,
penekanan guru tarhadap tingkah laku siswa yang positif, dan keteladanan guru
merupakan modal awal dalam penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan menambah
menarik perhatian anak didik, Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini merupakan
konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.
5. Macam-Macam Pengelolaan Kelas
Sistem pendidikan, pengajaran,
dan pembelajaran dimasa kini dan masa akan datang semakin kompleks.
Kompleksitas itu menghendaki guru-guru perlu memiliki suatu wawasan tentang
bagaimana mengelola kelas-kelasnya secara lebih efektif. Guru dalam memainkan
perannya dan tugasnya mempunyai responsibilitas untuk menyelenggarakan
program-program instruksional (pengajaran dan pembelajaran) dan menciptakan
lingkungan kelas yang menyenangkan guna memungkinkan setiap siswa mengembangkan
potensi-potensinya secara maksimal
Kelas yang diorganisasi dengan
baik dan dikelola secara efektif dan efisien merupakan fundasi esensial bagi
terselenggaranya suatu program instruksional yang baik dan terciptanya suatu
iklim saling merespek dan memperdulikan antara siswa dan guru. Oleh karena itu
dapat diidentifikasi dengan 5 kunci sebagai komponen yang penting dalam sebuah
kelas yang dikelola dengan baik, yaitu:
b.
Kegiatan Administrasi
Manajemen
Kegiatan administrasi
pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Sebuah kelas sebagai suatu
unit kerja yang di dalamnya bekerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas melakukan
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi,
komunikasi, dan control.
1) Perencanaan kelas
Program umum berupa kurikulum
sebagai program umum harus
diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya
menurut waktu yang tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program
semester atau caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin
pula berupa program harian.27
2) Pengorganisasian kelas
Program kelas sebagai rencana
kerja untuk mencapai suatu tujuan harus bersifat realistis dalam
arti benar-benar dapat dilaksanakan dan diwujudkan. Aspek terpenting dalam
pengorganisasian ini adalah usaha dalam menempatkan personal yang tepat pada
tempat yang tepat, dengan memperhatikan kemampuannya, tingkat pendidikannya,
masa kerja dan pengalamannya dan lain-lain.28 Kemudian
melengkapinya dengan alat-alat yang memugkinkan personal tersebut melaksanakan
tugas-tugasnya
3) Pengarahan
Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan, yang mana kegiatan ini harus diusahakan untuk tidak
menyimpang dari rencana atau program yang telah disusun. Untuk itu diperlukan
instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk bahkan bimbingan-bimbingan agar
kegiatan tidak menyimpang dari rel yang seharusnya.
4) Koordinasi kelas
Koordinasi
kelas merupakan kegiatan
membawa personal, material, semua fasilitas,
teknik-teknik dan tujuan kedalam suatu hubungan kerja yang harmonis dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi kelas dapat diwujudkan
dengan menciptakan kerja sama yang didasari saling pengertian akan tugas dan
peran masing-masing. Setiap personal menyampaikan saran, pendapat, dan
gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja orang lain
5) Komunikasi kelas
Komunikasi
disalurkan berupa kesediaan menyampaikan keterangan dan penjelasan yang
diperlukan oleh pihak lain sebagai anggota kelas untuk mewujudkan program
kelas. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal di
dalam rapat atau diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal
(hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan di dalam dan di luar kelas/sekolah.
6) Kontrol
kelas
Kontrol dihubungkan dengan
program yang disusun, dengan maksud menilai apakah tujuan telah dicapai atau
sampai dimana tujuan telah diwujudkan. Bentuk konkrit kontrol berupa realisasi
jadwal pelajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid,
partisipasi setiap personal dalam program kelas. Melalui kontrol dapat
diperoleh data tentang keberhasilan dan ketidaberhasilan setiap kegiatan.31
c.
Kegiatan Operatif Manajemen
Kelas
Kegiatan manajemen
administrasi kelas harus ditunjang dengan kegiatan manajemen operatif agar
seluruh program berlangsung efektif bagi pencapaian tujuan dan keberhasilan
belajar. kegiatan ini meliputi:
1) Tata usaha kelas
Tercakup seluruh kegiatan manajemen administratif kelas dan manajemen
operatif sebagai kegiatan yang berangkai dan dikendalikan agar seluruhnya
tertuju pada tujuan yang sama. Kegiatan tata usaha dapat berupa menghimpun dan
mencatat data murid diantaranya nama, tempat dan tanggal lahir, data kesehatan
dan nilai hasil belajar, hubungan sosial, mencatat atau membuat buku inventaris
kelas, membuat jadwal pelajaran, mengirim laporan kelas. Untuk itu dibutuhkan
berbagai sarana penunjang seperti buku stambuk, buku laporan pendidikan, dan
lain-lain, yang menyangkut aspek perbekalan dalam kegiatan manajemen operatif.
2) Perbekalan
kelas
Perbekalan kelas merupakan
alat bantu yang memungkinkan program kelas berlangsung secara efekif.
Perbekalan kelas dapat berupa: papan tulis, dan berbagai alat peraga, raport,
meja kursi guru dan murid.
3) Kegiatan keuangan kelas
Pengadaan, pemeliharaan
perbekalan kelas, dan pelaksanaan beberapa program kelas mengharuskan
tersedianya sejumlah dana. Dana dari murid untuk melakukan kegiatan kelas,
pengelolaannya dilakukan oleh murid sendiri dengan pengawasan atau dilakukan
oleh guru dan wali kelas. Sedangkan dana yang bersumber dari sekolah untuk
kepentingan kelas dibawah bimbingan guru dan kepala sekolah.
4) Pembinaan personal kelas
Pengelolaan personal yang
terdiri dari siswa-siswa. Kegiatan ini berkenaan dengan aspek penempatan murid,
yaitu; tempat duduk murid, besar kecilnya badan, kesehatan mata dan pendengaran
murid serta jenis kelamin dan persahabatan antar murid, pengelompokan dalam
kelompok belajar dengan memperhatikan aspek intelegensi, bakat dan minat.
5) Hubungan masyarakat di lingkungan sekolah
Hubungan masyarakat diciptakan
secara intern dan ekstern. Secara intern menyangkut usaha memberikan informasi
dan penjelasan pada murid di kelas lain atau pada guru-guru yang tidak bertugas
di kelas tersebut, agar memahami program yang hendak direalisir di suatu kelas.Sedangkan
yang ekstern dapat dilakukan dengan orang tua/wali murid, dengan memberikan
informasi atau penjelasan tentang program kelas
6) Kepemimpin
wali/guru kelas
Kepemimpinan diartikan sebagai
mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau
tindakan dan tingkah laku orang lain. Guru kelas harus melakukan usaha
menggerakkan, memotivasi, menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dan
guru terarah pada tujuan yang terdapat dalam program kelas.
d.
Penataaan Ruang Kelas
Tindakan guru dalam mengatur
peralatan belajar, lingkungan belajar, dan lingkungan sosio-emosional merupakan
suatu hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Menciptakan suasana yang
menggairahkan dan mengaktifkan siswa perlu memperhatikan pengaturan ruang
kelas. Pengaturan ini perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Aksessibilitas: siswa mudah
menjangkau alat atau sumber belajar
·
Mobilitas: siswa dan guru
mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas
·
Interaksi: memudahkan terjadi
interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa
·
Variasi
kerja siswa: memungkunkan siswa
bekerja sama secara perorangan, berpasangan, atau
berkelompok.
MODUL 11 DISIPLIN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT
DISIPLIN KELAS
A.
DISIPLIN DAN
DISIPLIN KELAS
1.
Disiplin
Secara disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang
diterapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai:
a. Tingkat
ketaatan siswa terhadap aturan kelas
b. Teknik yang
digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas.
2.
Disiplin Kelas
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru dengan siswa dalam
kelas. Kohn (1996) mengemukakan disiplin kelas bagian dari pengelolaan kelas
terutama berusaha dalam penanganan perilaku yang menyimpang. Disiplin kelas
sebagai tingkat keteraturan, yang terjadi dalam kelas atau tingkat ketaatan
siswa terhadap aturan kelas.
B.
DISIPLIN
KELAS
Disiplin
kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut.
a.
Agar siswa mampu mendisiplinkan diri
b.
Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah
c.
Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya
iklim belajar yang kondusif
d.
Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus pada tidak
terjadinya belajar yang diharapkan
e.
Jumlah dalam satu kelas umumnya banyak
f.
Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan
menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1.
Factor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh interaksi guru-siswa. Dalam konteks ini maka
factor fisik mencakup guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi guru antara lain
tampak dalam penampilannya rapi, sehat, dan tampak semangat akan lebih mudah mengatur
siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta
panca indera yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa
yang sakit atau panca inderanya ada yang tidak berfungsi dengan baik maka sulit
memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
Kondisi ruang kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta
cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan
siswa. Cara penggunaan alat peraga yang tidak tepat, misalnya menghalangi
pandangan siswa maka akan mendorong siswa melanggar aturan.
2.
Factor Sosial
Kelas merupakan mayarakat kecil untuk bersosialisasi dan bergaul untuk guru
dan siswa. Kualitas hubungan siswa-guru dan latar belakang sosial siswa akan
mempengaruhi disiplin kelas. Siswa yang mudah bergaul akan mudah menerima
aturan kelas daripada mereka yang menutup diri, tidak bergaul
denga temannya.
3.
Factor psikologis
Factor psikologis mencakup perasaan (sedih, senang, benci, dsb) dan
kebutuhan (keinginan untuk dihargai, diakui dan disayangi). Siswa yang
perasaanya sedih mungkin akan berbeda dengan yang senang baik baik di rumah
maupun di sekolah.
KEGIATAN BELAJAR 2
STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
A.
PANDANGAN
TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam
menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
a.
Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa
siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan gurunya
b.
Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang
beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut dan yang sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang
mengatakan:
1). Pendekatan
yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan
meningkatkan harkat dan konsep diri;
2). Komunikasi
yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman
disiplin
c.
Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dapat
dipelajari dan dikontrol
B.
STRATEGI
PENANAMAN DISIPLIN KELAS
Penanaman
disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a.
Menjadi model atau memberi contoh;
b.
Mengadakan pertemuan kelas secara berkala;
c.
Menerapkan aturan secara luwes;
d.
Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
e.
Meningkatkan partisipasi siswa.
C.
STRATEGI
PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Cara-cara
penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebgai berikut.
a. Gangguan
ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Mengabaikan;
2) Menatap
agak lama;
3) Menggunakan
isyarat nonverbal;
4) Mendekati;
5) Memanggil
nama;
6) Mengabaikan
secara sengaja.
b. Gangguan
berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Memberi
hukuman secara bijaksana;
2) Melibatkan
orang tua
c. Perilaku
agresif dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) Menukar
tempat duduk;
2) Menghindari
konfrontasi;
3) Mendinginkan
emosi/suasana;
4) Menghindari
kata-kata kasar;
5) Konsultasi
dengan pihak lain.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis
kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan
kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar di kelas. Pengelolaan
kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran,
penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma
kelompok yang produktif, di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik)
dan fasilitas yang ada.
Dalam pengelolaan kelas terdapat dua komponen yang sangat
penting yaitu guru dan siswa.
Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:
1. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan
pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan
mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang
tergolong lamban.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat
masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran
pada masa mendatang.
Dalam pengelolaan kelas harus diperhatikan dengan strategi yang
efektif:
1. Memulai pelajaran tepat waktu.
2. Menata tempat duduk yang tepat dengan cara menyelaraskan antar
format dan tujuan pengajaran, misalnya untuk pengajaran dengan menggunakan
model diskusi, bangku siswa dibentuk setengah lingkaran.
3. Mengatasi gangguan dari luar kelas.
4. Menetapkan aturan dan prosedur dengan jelas dan dapat
dilaksanakan dengan konsisten.
5. Peralihan yang mulus antar segmen pelajaran.
6. Siswa yang berbicara pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
7. Pemberian pekerjaan rumah.
8. Mempertahankan momentum selama pelajaran.
9. Downtime, kelebihan waktu yang
dimiliki oleh siswa pada saat melakukan tugas-tugas dalam proses belajar
mengajar.
10. Mengakhiri pelajaran.
Disiplin kelas berarti Seorang guru harus menguasai segala macam strategi
pembelajaran, tapi disamping itu harus menguasai hakekat disiplin kelas. Karena
proses belajar mengajar tanpa adanya disiplin kelas yang baik akan terhambat
dan tidak berjalan sesuai dengan harapan.
B.
Saran
Dikatakan bahwa pengelolaan
kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas
guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan
memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses
pembelajaran.
Guru sebagai tenaga
profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga
harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi
belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu
sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan,
penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu
alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1982. Buku II: Modul Pengelolaan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan
Institusi Pendidikan Tinggi.
Ø Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Ø Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Ø Popi, Sopiatin. 2010. Manajemen
Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Cilegon: Ghalia Indonesia.
Ø Depdikbud Dikdasmen, 1997. Petunjuk
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. 1998. Jakarta: Depdikbud.