Rabu, 22 November 2017

MASA KULIAH DI UNIVERSITAS TERBUKA

Dear TEMAN SEPERJUANGAN

yang selalu riang dalam ruang sempit bernama kelas
yang selalu sibuk menggoda teman lainnya yang sedang murung
yang selalu serius dalam melaksanakan tugas-tugasnya
yang sibuk chating dengan teman lainnya
yang senang bercanda ria
yang selalu membuat pertanyaan sulit dan kadang luar jangkauan
teman yang selalu memeluk erat teman lainnya

biarpun kelakuan kita sangatlah variasi dan berbeda jauh satu sama lain
tetapi visi kita sama,... ingin mencerdaskan anak bangsa dalam satu studi yang dijalani
dengan harapan lulus bersama ...





tenang,... sesi gila barengnya juga ada

ehhh belum,... hihi... yang ini nih

tambah tambah gilanya


harapannya biar kita berjauhan tempat,... kita akan selalu kompak begini..
kita akan selalu sukses sampai kita kumpul bersama dan saling membawa cerita ceria@universitas terbuka

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara baik dan professional.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu  pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Sedangkan kata disiplin pasti sangat akrab dengan anda  karena mungkin sering anda terapkan dalam menjalankan tugas. Dalam kegiatan belajar ini anda akan mengkaji pengertian disiplin dan disiplin kelas, mengapa disiplin kelas itu penting dan lain-lain. Dengan cara ini anda mampu menjelaskan pengertian disiplin dan disiplin kelas secara mantap. Penguasaan terhadap hakekat disiplin kelas akan membantu anda dalam mempelajari kegiatan belajar yaitu strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas.

B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apakah yang di maksud pengelolaan kelas ?
2.      Apa tujuan dari pengelolaan kelas yang efektif ?
3.      Bagaimana peranan guru dalam pengelolaan kelas ?
4.      Apa yang dimaksud dengan disiplin kelas ?
5.      Apa jenis-jenis disiplin kelas ?
6.      Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas ?
7.      Apa saja startegi guru/wali kelas untuk menciptakan  disiplin kelas ?
    
C.    Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuannya adalah :
1.      Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.      Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas yang efektif.
3.      Mengetahui peranan guru dalam pegelolaan kelas.
4.      Mengetahui Pengertian Disiplin Kelas
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis disiplin kelas
6.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas
7.      Untuk mengetahui strategi guru/wali kelas untuk menciptakan disiplin kelas

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kita yang berkaitan dengan Pengelolaan Kelas dan disiplin kelas. Dengan pembahasan ini pula diharapkan kita bisa menjadi guru yang berdisiplin sehingga bisa menjadi teladan bagi siswa-siswanya di sekolah.






























BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 10    PENGELOLAAN KELAS

A.     Strategi Pengelolaan Kelas

1.    Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas
Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai ’siasat’, ’kiat’,’trik’, atau ’cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dinamakan dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Strategi juga dapat diartikan istilah, teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Sedangkan mengenai bagaimana menjalankan strategi, dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan tehnik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan tehnik guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
Mengacu pada konteks belajar mengajar bahwa strategi dalam penelitian ini adalah tehnik atau siasat yang digunakan guru dan diperagakan oleh guru dan siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitupengelolaan dan kelas. Pengelolaan merupakan terjamahan dari kata “management”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sedangkan Drs. Winarno Hamiseno mengemukakan pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sehingga pengelolaan menghasilkan sesuatu, dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dengan demikian pengelolaan dapat diartikan bahwa kemampuan atau keterampilan seseorang dalam melakukan tindakan-tindakan melalui proses kegiatan-kegiatan orang lain dalam rangka meraih suatu pencapaian hasil   yang   dapat   berfungsi   sebagai   sumber   penyempurnaan   dan peningkatan keterampilan selanjutnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dalam hal ini tidak terkait pengertian ruangan kelas.Pandangan beliau dalam pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, meskipun peristiwa itu terjadi di ditempat lain, dimana siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari fasilitator yang sama. Untuk memahami tentang pengelolaan kelas secara mendalam maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya: 
a.     Hadari Nawawi
Kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.

b.     Syaiful Bahri Djamarah
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mangajar.17


c.     Burhanuddin
Pengelolaan kelas merupakan proses upaya yang dilakukan guru untukmen ciptakan dan memelihara kondisi yang kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian strategi dan pengelolalaan kelas, maka strategi pengelolaan kelas dapat didefinisikan "pola siasat, tehnik, atau langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas tetap kondusif, agar siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
    
2.    Masalah Pengelolaan Kelas
a.     Pada aspek fisik
Bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual, yaitu:
1)    Tingkah laku menarik perhatian
Siswa mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dianggapnya dapat menarik perhatian orang lain. Sehingga diberi bantuan ekstra.
2)    Tingkah laku mencari kekuasaan Siswa   berperilaku   yang  dapat  menguasai  orang  lain   seperti mendebat, marah, dan selalu lupa pada peraturan kelas yang disepakati sebelumnya.
3)    Tingkah laku membalas dendam Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya merasa lebih kuat, misalnya mengancam, menendang, dan sebagainya.
4)    Peragaan ketidakmampuan. Siswa biasanya sangat apatis terhadap pekerjaan apapun.

b.     Masalah pada aspek non fisik
Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Lois V. Johnson dan Marry A. Bany adalah:20
1)  Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya.
2)  Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek kelas yang dalam pengajaran Seni Suara menyanyi dengan suara sumbang
3)  “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
4)  Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
5)  Semangat kerja rendah. Misalnya aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
6)  Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain. Masalah pengelolaan kelas aspek fisik biasanya cenderung tidak menjadi sesuatu berkepanjangan. Tetapi aspek nonfisik seringkali menjadi masalah serius. Namun masalah tersebut tetap harus ditangani secara baik. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.21

3.    Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa.
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah:
a.    Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
b.    Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu,
artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
Dari pengertian diatas dikemukakan bahwa pengelolaan kelas berkaitan erat dengan pengaturan kelas dan tujuan pembelajaran. Hal ini merupakan tugas guru untuk menciptakan suasana yang dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan mutu pembelajaran dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan terhadap siswa dalam belajar, sehingga diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Sedangkan fungsi pengelolaan kelas adalah proses membuat perubahan-perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan mengembangan kontrol mereka sendiri. Siswa harus mampu memimpin kelasnya sendiri sebagai kontrol dalam belajar mereka. Kerja sama dalam kelas akan tampak dengan adanya kekompakan untuk semangat belajar.

4.    Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Secara umum factor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu: factor intern siswa dan factor ekstern siswa. Factor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan factor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dan sebagainya.
Oleh karena itu, untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, perlu dikuasai oleh guru prinsip-prinsip pengelolaan kelas, yang meliputi:
a.      Hangat dan Antusias Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
b.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yangmenyimpang, selanjutnya akan menambah menarik parrhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar peserta didik
c.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaannya merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d.      Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan  gangguan anak didk serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e.      Penekanan pada hal-hal yang positif
Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f.       Penanaman disiplin diri
Anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu, guru selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Keakraban guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang, kevariasian dalam pembelajaran, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya, penekanan guru tarhadap tingkah laku siswa yang positif, dan keteladanan guru merupakan modal awal dalam penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan menambah menarik perhatian anak didik, Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini merupakan konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.
5.    Macam-Macam Pengelolaan Kelas
Sistem pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran dimasa kini dan masa akan datang semakin kompleks. Kompleksitas itu menghendaki guru-guru perlu memiliki suatu wawasan tentang bagaimana mengelola kelas-kelasnya secara lebih efektif. Guru dalam memainkan perannya dan tugasnya mempunyai responsibilitas untuk menyelenggarakan program-program instruksional (pengajaran dan pembelajaran) dan menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan guna memungkinkan setiap siswa mengembangkan potensi-potensinya secara maksimal
Kelas yang diorganisasi dengan baik dan dikelola secara efektif dan efisien merupakan fundasi esensial bagi terselenggaranya suatu program instruksional yang baik dan terciptanya suatu iklim saling merespek dan memperdulikan antara siswa dan guru. Oleh karena itu dapat diidentifikasi dengan 5 kunci sebagai komponen yang penting dalam sebuah kelas yang dikelola dengan baik, yaitu:

b.    Kegiatan Administrasi Manajemen
Kegiatan administrasi pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Sebuah kelas sebagai suatu unit kerja yang di dalamnya bekerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas melakukan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, komunikasi, dan control.
1)     Perencanaan kelas
Program umum berupa kurikulum sebagai program umum harus
diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa program harian.27
2)     Pengorganisasian kelas
Program kelas sebagai rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat dilaksanakan dan diwujudkan. Aspek terpenting dalam pengorganisasian ini adalah usaha dalam menempatkan personal yang tepat pada tempat yang tepat, dengan memperhatikan kemampuannya, tingkat pendidikannya, masa kerja dan pengalamannya dan lain-lain.28 Kemudian melengkapinya dengan alat-alat yang memugkinkan personal tersebut melaksanakan tugas-tugasnya
3)     Pengarahan
Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan, yang mana kegiatan ini harus diusahakan untuk tidak menyimpang dari rencana atau program yang telah disusun. Untuk itu diperlukan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk bahkan bimbingan-bimbingan agar kegiatan tidak menyimpang dari rel yang seharusnya.
4)     Koordinasi kelas
Koordinasi   kelas   merupakan   kegiatan   membawa   personal, material, semua fasilitas, teknik-teknik dan tujuan kedalam suatu hubungan kerja yang harmonis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi kelas dapat diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peran masing-masing. Setiap personal menyampaikan saran, pendapat, dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja orang lain
5)     Komunikasi kelas
Komunikasi     disalurkan     berupa     kesediaan menyampaikan keterangan dan penjelasan yang diperlukan oleh pihak lain sebagai anggota kelas untuk mewujudkan program kelas. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal di dalam rapat atau diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan di dalam dan di luar kelas/sekolah.
6)     Kontrol kelas
Kontrol dihubungkan dengan program yang disusun, dengan maksud menilai apakah tujuan telah dicapai atau sampai dimana tujuan telah diwujudkan. Bentuk konkrit kontrol berupa realisasi jadwal pelajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi setiap personal dalam program kelas. Melalui kontrol dapat diperoleh data tentang keberhasilan dan ketidaberhasilan setiap kegiatan.31

c.    Kegiatan Operatif Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen administrasi kelas harus ditunjang dengan kegiatan manajemen operatif agar seluruh program berlangsung efektif bagi pencapaian tujuan dan keberhasilan belajar. kegiatan ini meliputi:
1)  Tata usaha kelas
Tercakup seluruh kegiatan manajemen administratif kelas dan manajemen operatif sebagai kegiatan yang berangkai dan dikendalikan agar seluruhnya tertuju pada tujuan yang sama. Kegiatan tata usaha dapat berupa menghimpun dan mencatat data murid diantaranya nama, tempat dan tanggal lahir, data kesehatan dan nilai hasil belajar, hubungan sosial, mencatat atau membuat buku inventaris kelas, membuat jadwal pelajaran, mengirim laporan kelas. Untuk itu dibutuhkan berbagai sarana penunjang seperti buku stambuk, buku laporan pendidikan, dan lain-lain, yang menyangkut aspek perbekalan dalam kegiatan manajemen operatif.
2)  Perbekalan kelas
Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program kelas berlangsung secara efekif. Perbekalan kelas dapat berupa: papan tulis, dan berbagai alat peraga, raport, meja kursi guru dan murid.
3)  Kegiatan keuangan kelas
Pengadaan, pemeliharaan perbekalan kelas, dan pelaksanaan beberapa program kelas mengharuskan tersedianya sejumlah dana. Dana dari murid untuk melakukan kegiatan kelas, pengelolaannya dilakukan oleh murid sendiri dengan pengawasan atau dilakukan oleh guru dan wali kelas. Sedangkan dana yang bersumber dari sekolah untuk kepentingan kelas dibawah bimbingan guru dan kepala sekolah.


4)  Pembinaan personal kelas
Pengelolaan personal yang terdiri dari siswa-siswa. Kegiatan ini berkenaan dengan aspek penempatan murid, yaitu; tempat duduk murid, besar kecilnya badan, kesehatan mata dan pendengaran murid serta jenis kelamin dan persahabatan antar murid, pengelompokan dalam kelompok belajar dengan memperhatikan aspek intelegensi, bakat dan minat.
5)  Hubungan masyarakat di lingkungan sekolah
Hubungan masyarakat diciptakan secara intern dan ekstern. Secara intern menyangkut usaha memberikan informasi dan penjelasan pada murid di kelas lain atau pada guru-guru yang tidak bertugas di kelas tersebut, agar memahami program yang hendak direalisir di suatu kelas.Sedangkan yang ekstern dapat dilakukan dengan orang tua/wali murid, dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang program kelas
6)  Kepemimpin wali/guru kelas
Kepemimpinan diartikan sebagai mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Guru kelas harus melakukan usaha menggerakkan, memotivasi, menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dan guru terarah pada tujuan yang terdapat dalam program kelas.

d.    Penataaan Ruang Kelas
Tindakan guru dalam mengatur peralatan belajar, lingkungan belajar, dan lingkungan sosio-emosional merupakan suatu hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Menciptakan suasana yang menggairahkan dan mengaktifkan siswa perlu memperhatikan pengaturan ruang kelas. Pengaturan ini perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·           Aksessibilitas: siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar
·           Mobilitas: siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas
·           Interaksi: memudahkan terjadi interaksi antara  guru dengan siswa maupun antar siswa
·           Variasi   kerja   siswa:   memungkunkan   siswa   bekerja   sama   secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.





























MODUL 11  DISIPLIN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1    HAKIKAT DISIPLIN KELAS
A.     DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS
1.      Disiplin
Secara disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang diterapkan. Disiplin kelas dapat  diartikan sebagai:
a.     Tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas
b.     Teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas.
2.      Disiplin Kelas
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru dengan siswa dalam kelas. Kohn (1996) mengemukakan disiplin kelas bagian dari pengelolaan kelas terutama berusaha dalam penanganan perilaku yang menyimpang. Disiplin kelas sebagai tingkat keteraturan, yang terjadi dalam kelas atau tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas.

B.    DISIPLIN KELAS
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut.
a.      Agar siswa mampu mendisiplinkan diri
b.      Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah
c.      Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif
d.      Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus pada tidak terjadinya belajar yang diharapkan
e.      Jumlah dalam satu kelas umumnya banyak
f.       Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1.      Factor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh interaksi guru-siswa. Dalam konteks ini maka factor fisik mencakup guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi guru antara lain tampak dalam penampilannya rapi, sehat, dan tampak semangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta panca indera yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang sakit atau panca inderanya ada yang tidak berfungsi dengan baik maka sulit memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
Kondisi ruang kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Cara penggunaan alat peraga yang tidak tepat, misalnya menghalangi pandangan siswa maka akan mendorong siswa melanggar aturan.
2.      Factor Sosial
Kelas merupakan mayarakat kecil untuk bersosialisasi dan bergaul untuk guru dan siswa. Kualitas hubungan siswa-guru dan latar belakang sosial siswa akan mempengaruhi disiplin kelas. Siswa yang mudah bergaul akan mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang menutup diri, tidak bergaul denga  temannya.
3.      Factor psikologis
Factor psikologis mencakup perasaan (sedih, senang, benci, dsb) dan kebutuhan (keinginan untuk dihargai, diakui dan disayangi). Siswa yang perasaanya sedih mungkin akan berbeda dengan yang senang baik baik di rumah maupun di sekolah.

KEGIATAN BELAJAR 2
STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS

A.     PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain sebagai berikut.
a.      Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan gurunya
b.      Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan yang sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:

                    1).   Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri;
                    2).   Komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin
c.      Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol

B.    STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS
Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a.      Menjadi model atau memberi contoh;
b.      Mengadakan pertemuan kelas secara berkala;
c.      Menerapkan aturan secara luwes;
d.      Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
e.      Meningkatkan partisipasi siswa.

C.    STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebgai berikut.
a.    Gangguan ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara:

1)      Mengabaikan;
2)      Menatap agak lama;
3)      Menggunakan isyarat nonverbal;
4)      Mendekati;
5)      Memanggil nama;
6)      Mengabaikan secara sengaja.
b.    Gangguan berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1)      Memberi hukuman secara bijaksana;
2)      Melibatkan orang tua

c.    Perilaku agresif dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1)      Menukar tempat duduk;
2)      Menghindari konfrontasi;
3)      Mendinginkan emosi/suasana;
4)      Menghindari kata-kata kasar;
5)      Konsultasi dengan pihak lain.






















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.
Dalam pengelolaan kelas terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa.
Adapun tujuan secara umum dari pengelolaan kelas:
           1.    Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
           2.    Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
Dalam pengelolaan kelas harus diperhatikan dengan strategi yang efektif:
1.      Memulai pelajaran tepat waktu.
2.      Menata tempat duduk yang tepat dengan cara menyelaraskan antar format dan tujuan pengajaran, misalnya untuk pengajaran dengan menggunakan model diskusi, bangku siswa dibentuk setengah lingkaran.
3.      Mengatasi gangguan dari luar kelas.
4.      Menetapkan aturan dan prosedur dengan jelas dan dapat dilaksanakan dengan konsisten.
5.      Peralihan yang mulus antar segmen pelajaran.
6.      Siswa yang berbicara pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
7.      Pemberian pekerjaan rumah.
8.      Mempertahankan momentum selama pelajaran.
9.      Downtime, kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa pada saat melakukan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
10.   Mengakhiri pelajaran.
Disiplin kelas berarti Seorang guru harus menguasai segala macam strategi pembelajaran, tapi disamping itu harus menguasai hakekat disiplin kelas. Karena proses belajar mengajar tanpa adanya disiplin kelas yang baik akan terhambat dan tidak berjalan sesuai dengan harapan.

B.    Saran
Dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu  pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran.
Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air.







DAFTAR PUSTAKA

Ø Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982. Buku II: Modul Pengelolaan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi.
Ø Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Ø Majid, Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Ø Popi, Sopiatin. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Cilegon: Ghalia Indonesia.
Ø Depdikbud Dikdasmen, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. 1998. Jakarta: Depdikbud.